Selasa, 03 November 2009

Sejarah Psikologi

Orang bilang tak kenal maka tak sayang. Istilah ini emang berlaku banget, apalagi kalau udah nyangkut pelajaran atau mata kuliah. Maka dari itulah sebelum saya memposting materi tentang Psikologi lebih jauh saya mau memperkenalkan tentang apa sih Psikologi itu? Bagaimana sejarah Psikologi?
Hoohoo....nggak usah bingung-bingung Psikologi awalnya berasal dari kata Pscyhe, yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kejiwaan manusia. Kemuadian buat pengertian Psikologi yang sedikit cukup panjang, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas psikis manusia dan hewan.
Sejarah Psikologi sendiri pada awalnya berasal dari pemikiran Plato yang ngomong Manusia itu terlahir dengan segala macam idenya. Artinya, jiwa manusia itu merupakan kumpulan dari ide-ide yang berkaitan dengan pengalaman. Walaupun baru nampak ketika dewasa. Oleh karena itulah Plato menyebut dirinya aliran Idealis. Aliran idealis ini menganggap sesuatu dapat dikatakan benar jika berasal dari ide. Makanya Plato mamiliki pemikiran membagi jiwa menjadi berpikir yang terletak di kepala, kehendak yang terletak di dada, dan keinginan yag terletak di perut.
Setelah Plato, kemudian banyak bermunculan aliran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descrates. Descratea ngomong "saya ada jika saya berpikir". Maka dari itu Aliran ini menganggap sesuatu dapat dikatakan benar jika berasal dari berpikir.
Kemudian muncul Aristoteles, dengan status murid dari Plato. Aristoteles beranggapan bahwa segala hal bisa dinyatakan benar jika ada faktanya (Realitanya). Makanya itu, Aristoteltes dijuluki sebagai aliran Empiris.
Gebrakan dari Aristoteles ini menyemangati Wilhelm Wundt yang waktu itu ada di Jerman untuk membuat sebuah laboratorium di Universitas Leipzig tepatnya pada tahun 1879. Pada saat itulah merupakan awal mulanya Psikologi diakui sebagai ilmu. Setelah membuat laboratorium, Wundt mencetuskan aliran Strukturalisme. Aliran ini menyebutkan bahwa jiwa itu terdiri atas elemen-elemen atau struktur-struktur. Tiap elemen ini selalu terasosiasi satu sama lainnya. Aliran ini juga mengakui adanya teori Asosiasi.
Selain Wundt, ada juga muridnya yang bernama Ticthener, yang membawa Strukturalisme ke Inggris, lalu kemudian ke Amerika. Perkembangan aliran Strukturalisme di Inggris atau Eropa ditolak mentah-mentah. Aliran ini mendapat kritikan bahwa jiwa itu gak boleh dipandang hanya elemen saja. Harus memandang jiwa secara keseluruhan. Kemudian lahirlah aliran Gestalt, yang mengemukakan bahwa jiwa berjalan dan sifatnya selalu menyeluruh.
Sementara itu, karena di Eropa aliran Strukturalisme tidak berkembang, akhirnya Ticthener membawanya ke Amerika. Di Amerika pun juga gak terlalu diterima. Hal ini dikarenakan penduduk Amerika yang berasal dari kaum imigran, berharap mendapatkan manfaat dari hal-hal yang baru. tetapi aliran ini masih terlalu abstrak dan belum memberikan manfaat bagi mereka. Akhirnya lahir aliran Fungsionali di Amerika, yang lebih pada fungsi dari jiwa. Tokohnya ada James dan Cattel. Aliran ini pun juga mendapat kritik kalau mempelajari jiwa juga masih terlalu abstrak. Lalu lahirlah aliran Behaviorisme. Aliran ini berkembang di Amerika.
Sementara itu...Aliran Gestalt yang berkembang di Eropa akhirnya dibawa ke Amerika. Aliran ini berisi tentang persepsi, proses mental, dan lain-lain. Kemudian aliran Behaviorisme yang saat itu berkembang di Amerika juga di bawa ke Eropa dan melahirkan aliran Kognitif. Yang mana aliran Kognitif ini ngeritik Behaviorisme bahwa manusia itu gak selalu dipengaruhi oleh lingkungannya saja, tetapi mereka berperilaku itu melalui proses berpikir, proses internal mental juga ada.
Ditengah gonjang=ganjing aliran itu, muncul lah aliran Psikoanalisa, dengan Freud sebagai tokohnya. Aliran ini bertolak belakang dengan aliran kognitif. Aliran ini berpendapat bahwa sebesar 80% manusia berperilaku itu dengan ketidaksadarannya. Tetapi meskipun begitu, aliran terbesar yang memiliki banyak pengaruh adalah aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme.
Meskipun begitu, sering kita dengar pepatah "tak ada gading yang rusak", meskipun kedua aliran tersebut merupakan aliran besar, mereka msih saja mendapat kritik. Yaitu dari aliran Humanisme, atau juga dikenal dengan Madzab ketiga. Humanisme bilang kalau Behaviorisme itu menganggap manusia kok kayak robot yaa??? Padahal manusia itu bisa berubah dan berpikir, bukan hasil dari bentukan lingkungan aja. Belum tentu kalau lingkungan individu tersebut maling, maka dia juga bakalan jadi malaing.
Terus Humanistik juga bilang ke Psikoanalis, kok manusia itu kayak hewan aja, cuman dikendalikan oleh insting (Id)??? Padahal manusia itu bisa menghasilkan ide-ide kreatif. bisa membentuk dirinya sendiri, dan lain sebagainya. Intinya, Humanisme itu aliran yang lebih memanusiakan manusia. Aliran ini disebut juga Madzab ketiga karena muncul setelah aliran Behaviorisme dan Psikoanalisa.
Well, kira-kira seperti itulah sejarah dari perkembangan aliran dan ilmu Psikologi. Moga-moga ada manfaatnya...

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com