Rabu, 01 Desember 2010

Behavioristik VS Humanistik


Kalau berbicara mengenai dua teori ini, serasa mengulang kuliah semester 1 dan semester 2 kemarin. Jujur aja, emang bener kata dosn saya kalau teori-teori belajar tidak akan pernah jauh-jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Postingan ini juga tanggapan atau request dari Netter yang udah rela meluangkan waktu untuk mampir di blog saya yang acak adul ini hahhaha....
Well ini postingan pendapat saya mengenai Behavioristik dan Humanistik, Let's enjoy it...
Dalam setiap teori yang ada, tidak semua teori dapat dikatakan merupakan teori yang sempurna, apalagi dalam teori-teori psikologi. Well, ketika mendengar behavioristik VS humanistik, saya ingat waktu share sama teman saya satu kelas. Saya tidak akan bilang behavioristik itu lebih bagus dari humanistik ataupun sebaliknya. Anda berhak memilih atau mengkombinasikan.
Behavioristik, singkat dari isi teorinya adalah manusia dapat menjadi seseorang yang sekarang ini karena hasil bentukan lingkungan. Manusia menurut teori ini bener-bener murni dibentuk oleh lingkungan. Sebagai contohnya, misalnya seorang anak yang lahir dan tinggal di pemukiman pemulung, maka kalau menurut teori ini, anak ini nanti masa depannya akan menjadi pemulung juga.
Lain lagi sama teori Humanistik. Humanistik lebih menekankan bahwa manusia itu adalah makhluk yang kreatif. Manusia dapat menentukan pilian mana yang nantinya akan berguna atau memberikan manfaat yang lebih terhadap dirinya.

Aliran Behaviorisme
Aliran behaviorisme pertama kali dicetuskan oleh John B. Watson. Beliau mengemukakan bahwa psikologi itu mengamati segala sesuatu yang tampak, berdasarkan fakta atau biasa disebut dengan observable. Dari pencetusan awal oleh Watson ini mulai bermunculan ali-ahli psikologi yang lain seperti Thorndike, Skinner, Hull, dkk. Hull sebenarnya juga termasuk dalam aliran ini, hanya saja dia sering disebut bukan seorang behaviorisme sejati karena dia masih berpndapat bahwa manusia tidak hanya dibentuk oleh lingkungan, melainkan juga berpikir.

Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada sekitar tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat.

Faktanya:
Sering kita rasakan saat kita berpikir hasil pemikiran kita juga dipengaruhi oleh lingkungan selain dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang ada dalam tubuh kita. Fungsi-fungsi organ yang kompleks yang membuat kita dapat melakukan aktivitas. Tanpa kerjasama semua organ kita dapat melakukan aktivitas dengan sempurna. Pemikiran adalah proses kreativitas dari otak kita untuk memcahkan suatu masalah. Masalah seringkali berupa stimulus yang muncul dari lingkungan luar diri kita. Tetapi hal itu juga tidak lepas dari bagaimana kita memilih dan mempelajari segala sesuatu yang ada di lingkungan kita. Merenung, terkadang juga merupakan cara kita untuk mencari jalan keluar dalam mmecahkan masalah. Tetapi tidak dapat kita pungkiri juga kalau kita juga mengamati orang lain dalam memecahkan sebuah masalah dan menerapkan dalam kehidupan kita. Kombinasi yang seimbang adalah hal yang paling sempurna mnurut pendapat saya. Karena selama ini yang saya rasakan adalah saya selalu mengkombinasikan keduanya. Entah bagaimana dengan teman-teman. Apa pendapat mu?

Template by : kendhin x-template.blogspot.com